
Sebagaimana dilaporkan Press TV, Michael Oren Senin (15/3) menuturkan, keputusan Israel membangun 1.600 unit rumah baru di Tepi Barat Sungai Jordan menyebabkan terpuruknya hubungan AS dan Israel.
Keputusan
baru Israel itu diumumkan bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden AS
Joe Biden ke Tel Aviv untuk mengupayakan perundingan tidak langsung
perdamaian Timur Tengah.
Para pejabat Washington juga menilai,
keputusan itu sebagai penghinaan terhadap AS.
Pemimpin Otorita
Ramallah Mahmoud Abbas menyatakan bahwa penghentian penuh proyek
permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan sebagai syarat dimulainya
perundingan tidak langsung dengan Israel.
Kritik Merkel
Tak
hanya AS, Kanselir Jerman Angela Merkel ikut mengkritik keras Israel
karena membangun permukiman baru di Tepi Barat. Angela Merkel seusai
bertemu Perdana Menteri Libanon Saad Hariri Senin, (15/3), selain
mengkritik kegagalan proposal damai Timur Tengah, dengan nada tinggi
juga mengkritik ketidakpatuhan Israel terhadap seruan masyarakat
internasional, lapor IRNA.
Merkel menegaskan pentingnya memusatkan seluruh upaya pada perundingan tidak langsung antara rezim Israel dan Palestina.
Israel pekan lalu mengumumkan program pembangunan 1.600 unit rumah baru bagi permukiman di Baitul Maqdis Timur.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton juga menyatakan bahwa keputusan Israel untuk memperluas permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan telah menyeret perundingan tidak langsung dengan Palestina dalam masalah serius. [irb/www.hidayatullah.com]
Merkel menegaskan pentingnya memusatkan seluruh upaya pada perundingan tidak langsung antara rezim Israel dan Palestina.
Israel pekan lalu mengumumkan program pembangunan 1.600 unit rumah baru bagi permukiman di Baitul Maqdis Timur.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton juga menyatakan bahwa keputusan Israel untuk memperluas permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan telah menyeret perundingan tidak langsung dengan Palestina dalam masalah serius. [irb/www.hidayatullah.com]