Kultur Islam adalah suci dan indah sebagaimana tujuan Islam diturunkan adalah untuk rahmatalill 'alamin. salah satu kultur yang suci dalam Islam adalah dalam menyikapi tugas. Syari'at Islam sangat jelas dalam mengatur masalah tugas atau amanah yaitu tidak boleh memintanya atau tidak memberikan kepada orang yang memintanya.
Salah satu hikmah tentang dilarangnya meminta atau memberi tugas kepada orang yang meminta adalah menghindari kepentingan, interest pribadi atau ambisi. Pesta demokrasi yang terjadi di pelosok negeri dan dunia adalah dalam rangka memperebutkan tugas dengan mengorbankan banyak hal, baik uang, tenaga waktu, keculasan, maupun darah yang harus mengalir. Ini terjadi karena ambisi yang terlalu besar dan tak terkendali sehingga menghalalkan segala cara.
Hal ini sangat berbeda bahkan bisa dikatakan bertolak belakang dengan tradisi yang dibawa Islam. Pola peralihan kekuasaan atau pelimpahan tugas dalam Islam tidak dengan cara-cara demokrasi tapi melalui musyawarah oleh orang-orang yang berkompeten.
Sebagaimana peralihan kekhalifahan dari Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Walalupun mereka terpilih dengan cara-cara yang berbeda tapi mempunyai subtansi yang sama yaitu mereka tidak meminta diberi amanah te rsebut.
Tugas dalam Islam itu dianggap sesuatu yang berat karena pertanggungjawabannya dunia dan akherat. Oleh sebab itu hikmah pertama dilarang meminta tugas adalah menghindari akibat buruk dari kepentingan sesaat. Jika ada seseorang yang meminta amanah, baik secara langsung maupun tidak, tugas kecil maupun besar maka bisa ditebak dan dibuktikan bahwa ada keinginan yang mau diraih. Keinginan tersebut bisa dipastikan mengarah pada kecenderungan pada kenikmatan dunia. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan tugas dan menjauhkan dari keberhasilan tugas tersebut.
Hikmah kedua, terlalu PD (percaya diri) atau sombong kalau seseorang meminta tugas.Seolah kemampuan melebihi orang lain dan tugas tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi dirinya dan menyebabkan instabilitas bagi kondisi organisasi.
Hikmah ketiga, tugas adalah ketaatan. Ketaatan adalah sebuah keharusan dalam berorganisasi, apapun bentuk organisasi tersebut. Baik organisasi kecil besar, tingkat RT maupun dunia, konvensional atau modern, liberal atau Islam, kejahatan maupun kebaikan maka semua membutuhkan ketaatan dari para anggotanya. Apalah jadinya organisasi tanpa ketaatan anggotanya karena komando, program dan target tidak bisa diraihnya.
Contoh paling nyata adalah di dunia militer. Militer bisa konsisten mengawal replubik ini adalah karena keberhasilan dari lembaga militer menanamkan ketaatan kepada setiap anggota militer. Mereka terdepan dalam memenuhi panggilan negara, cepat dan tanggap terhadap setiap komando yang diberikan atasannya.
Oleh sebab itu spirit tugas harus senantiasa dibingkai dengan ketaatan. Ketaatan ini yang menjadi harga yang mahal bagi perjalanan seorang kader maupun lembaga ini. Ketaatan berarti berhasil membunuh atau paling tidak meminimalisir kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas.
Ketidaktaatan dalam tugas bisa terjadi karena berbagai alasan.Namun sebenarnya alasan itu tidak penting karena itu bisa dibuat-buat dan semuanya logis, riil dan ilmiah mungkin. Sehingga ada yang beerkesimpulan dini bahwa orang yang semakin banyak ilmu, tinggi pendidikan atau banyak pengalaman maka semakin sulit bisa taat karena banyak alasan dan ngotot lagi.
Kesimpulan tersebut ada benarnya ketika ilmu, pendidikan dan pengalaman tidak terbingkai dengan iman yang baik. Pada dasarnya dalam menjalankan tugas membutuhkan ilmu, pendidikan dan pengalaman yang cukup tapi yang paling mendasar adalah mental taat. Sebab tanpa itu semuanya menjadi bumerang yang berbahaya bagi perjalanan organisasi kedepan.
Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana reaksi para santri awal Hidayatullah yang telah berhasil mengembankan Hidayatullah di seluruh pelosok nusantara. Mereka sangat bergairah dan semangat mendengar akan ditugaskan. padahal baru mendengar, belum juga dibahas atau dibacakan SK-nya. Bukan panik dan sibuk menyiapkan beribu alasan, menulis alasanya dalam kertas berlembar-lembar.
Tugas dipikiran mereka adalah sarana meningkatkan mental ketaatan dan mengasah kualitas ruhani, mental mereka. Inilah spririt tugas yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa STIS Hidayatullah.
Baca juga yang ini :
- Struktur Kepengurusan STIS Hidayatullah
- Pembentukan SENAT STIS Hidayatullah
- Pergantian Ketua STIS Hidayatullah
- Belajar Menghormati Tetangga
- MENGENAL BID'AH
