Permasalahan hati termasuk urusan yang paling utama dalam keimanan seorang Muslim. Demikian yang terungkap dalam "Dialog Wanita Sehari" bersama Syaikh Khalid Baharnan (Sabtu, 13 Nop 2010). Bahkan Nabi menjelaskan, seluruh amalan yang dikerjakan oleh panca indera tergantung dari kondisi hati manusia tersebut. Sekiranya hati ia baik, maka amalan jasmani ikut baik pula. Namun jika hati tersebut rusak atau sakit, niscaya perbuatan sang pemilik hati turut rusak pula.

Tak heran, murid kesayangan Syaik al-Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullahu membagi macam hati manusia menjadi tiga bagian. Pertama, qalbun salim (hati yang sehat), qalbun maridh (hati yang sakit), dan qalbun mayyit (hati yang mati).  Hal ini guna mengingatkan manusia agar senantiasa merawat dan menjaga hati mereka, sebagai pilar dalam seluruh amalan yang ada. Para ulama terdahulu, yang dikenal dengan sebutan ulama as-salaf as-shalih memberi tips dalam merawat hati tersebut. Mereka mengatakan, diantara sekian banyak metode merawat hati dan keimanan tak lain dengan menghadiri majelis ilmu dan majelis dzikir.

Acara yang digelar di di Gedung Serbaguna Prasmanan STIS Hidayatullah ini tak lain hasil kerja bareng antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Putri STIS Hidayatullah dengan Ma'had Tahfidz Usrah Mujaddidah Balikpapan. Dalam dialog tersebut, Syaikh Khalid didampingi oleh Naspi Arsyad, seorang alumnus Universitas Islam Madinah.

Alhamdulillah, kegiatan ini berlangsung lancar. Bahkan para peserta tampak antusias mengikuti acara. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang masuk  hingga ke penghujung acara. Sehari-harinya, Syaikh Khalid Baharnan yang berdomisili di Riyadh Arab Saudi ini adalah seorang guru dan da'i. Ia termasuk pengelola sebuah yayasan pendidikan di sebelah selatan kota Riyadh. Hingga kini, yayasan tersebut menampung siswa hingga mencapai 2200 orang. Mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA). Selain itu, Syaikh Khalid -demikian sapaan akrabnya- juga menjadi pengasuh sebuah Ma'had Tahfidz di Riyadh. Tak kurang dari 500 orang santri telah lulus dan menjadi jebolan dari Ma'had tahfidz tersebut. Syaikh Khalid sendiri telah menjadi pengasuh di tempat tersebut selama 22 tahun lamanya. (evie)

 




Baca juga yang ini :

- Kajian Kitab di Masjid ar-Riyadh
- Polemik Idul Adha 2010
- Yang Berbeda dI Idul Adha Gunung Tembak 2010
- Buletin Baru STIS Hidayatullah
- Kebijakan HP


Komentar

Beri Komentar
Nama :
Website :
    Ex: www.stishidayatullah.ac.id (tanpa http://)
Komentar :
   
    (Masukan 6 digit kode diatas)
   
Cari





Copyright © 2010 by STIS Hidayatullah Balikpapan. Desain by Imran Kali Jaka All Rights Reserved.
e-mail : [email protected] | [email protected]