MENJENGUK SI SAKIT
Salah satu tradisi di masyarakat Indonesia normal yang relevan dengan anjuran Islam adalah menjenguk orang sakit. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia ada yang tidak normal artinya kehidupan yang telah tergerus pola hidup sok modern di perumahan mewah dengan pagar tinggi yang tidak mengenal tetangga kanan kiri, bukan juga kehidupan dari hotel ke hotel, villa ke villa lain yang bukan saja tidak mengenal tetangga tapi tidak memiliki tetangga. Mereka bukan lagi menjenguk tetangga sakit, tetangga meninggalpun tidak tahu dan kemungkinan saat meninggal itulah moment untuk mengenal sekaligus mengenangnya, kalau belum meninggal maka mungkin belum kenal. Sungguh ironis!
Di masyarakat pedesaan, budaya menjenguk tetangga sakit atau saudara sakit adalah suatu kewajiban yang tidak tertulis. Kalau ada salah satu warga sakit maka satu kampung bisa datang berduyung-duyung ke rumah sakit secara bergiliran. Bahkan ada yang dikoordinir terkait dengan waktu, kendaraan dan iuran yang akan disedekahkan. Walaupun secara tingkatan berbeda-beda sikap dan caranya.
Pertama, ada yang sudah mencukupkan diri untuk setor muka istilahnya karena yang penting pernah menjenguk walaupun hanya sekali, biar ada bahan cerita bahwa dia sudah menjenguk dan tidak menjadi bahan gunjingan orang lain. Ini masih tingkatan bagus karena peduli karena ada orang yang cuek, asyik dengan pekerjaannya dan keluarganya, tidak peduli dengan tetangga dan saudaranya.
Kedua, ada yang cukup serius dengan tidak sekedar menggugurkan kewajiban atau sekali menjenguk tapi beberapa kali menjenguk dengan memantau perkembangannya. Ada sikap merasakan penderitaan atau sakit dari saudaranya yang sedang sakit dengan mendoakan dengan tulus atas kesembuhannya.
Ketiga, biasanya ini adalah saudara dekat atau keluarganya yang terpanggil untuk bergiliran meluangkan waktu guna menunggu dan merawatnya. Meringankan beban si sakit dengan membayar biaya perawatan dan obat-obatannya. Karena terkadang si sakit menderita ganda, sakit yang dideritanya dan beban biaya yang harus ditanggungnya. Saat itulah mereka membutuhkan bantuan dari orang-orang dekatnya. Inilah moment pembuktian ukhwah islamiah yang tepat.
Salah satu hak orang beriman terhadap saudaranya adalah dijenguk saat sakit. Psikologi dari orang sakit adalah membutuhkan sapaan dan sentuhan tulus kemanusiaan, tidak hanya seperangkat alat kedokteran yang nampak menyeramkan dan senyum formalitas perawat. Pasien sering merasa keterasingan di kamar rumah sakit jika tidak ada yang menjenguknya dan ini menambah penderitaannya. Suara jarum dinding, gas oksigen dan suara ngorok pasien dan penunggu juga menambah tegang suasana.
Menjenguk orang sakit, tidak sekedar datang melihatnya tapi ada doa yang dimunajatkan dan ada sedekah yang diberikan. Doa kepada orang sakit terlihat sepele dan jarang orang melakukan, mungkin karena tidak tahu, malu-malu atau dalam hati saja. Namun doa yang serius dimunajatkan di depan pasien memberikan dampak psikologi yang luar biasa atau memberikan sugesti untuk bisa tenang dan cepat sembuh. Keseriusan berdoa diwujudkan dengan bersama-sama, suara yang jelas, menengadahkan tangan, dalam kondisi suci.
Bersedekah kepada orang sakit juga memberi pengaruh yang tidak sederhana. Bisa berwujud uang atau makanan. Namun yang lebih utama tentu uang untuk menambah biaya perawatan, adapun makanan juga penting tapi untuk penjaganya, si pasien tidak bisa merasakan nikmatnya makanan apapun. Ada juga kejadian yang abnormal yaitu orang yang sebentar-sebentar masuk rumah sakit anggota keluarganya, sakit sedikit dirawat di rumah sakit. Ternyata dia sengaja mencari keuntungan dari sakitnya yaitu mendapatkan uang sedekah dari para tetangga dan saudara-saudaranya. Ini tentu contoh tidak baik dan hanya kasus saja yang tidak perlu ditiru tapi disadarkan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penjenguk orang sakit. Diantaranya, pertama masalah waktu, bukan pada jam istirahat karena terkadang pasien di rumah sakit tidak bisa menikmati waktu istirahatnya disebabkan pengunjung yang tidak berhenti datang menjenguknya. Kemudian kedua, saat menjenguk juga tidak terlalu lama mengobrolnya, apalagi bertanya bak seorang detektif atau intrograsi kepada tersangka karena itu membebani pikiran. Ketiga, banyak memberikan komentar motivasi bukan malah menyalahkan yang hal itu malah membuat sakit hati pasien.
Perawatan di rumah sakit memang memberikan kesan tingkat keparahan si pasien dan saudara atau kerabat ada keseriusan untuk menjaganya. Sangat berbeda orang sakit yang dirawat di rumah saja, maka perhatiannya tidak terlalu serius atau sambil lalu saja. Namun ada juga sebagian orang yang tidak mau di rawat di rumah sakit dan sengaja menyembunyikan tempat rumah sakit, tempat dirawatnya karena ingin istirahat total dan tidak mau merepotkan orang lain untuk menjenguknya.
Masuk rumah sakit memang terasa memasuki dunia lain. Mulai dari bau obat-obatan yang khas, lalu lalang perawat dan penjenguk dengan wajah harap-harap cemas. Ketegangan juga dirasakan, apalagi di kamar ICU dan UGD, seolah malaikat pencabut nyawa bermarkas di sana keliling. Karena realitanya hampir setiap hari ada orang meninggalkan dunia di rumah sakit. Walaupun sebenarnya meninggal itu tidak harus dimulai dari sakit dulu, orang sehatpun bisa meninggal dengan mendadak.
Keluar masuk penjenguk orang sakit setiap sore dan setelah Maghrib memberikan suasana yang khas. Rasa simpati dan sikap empati yang mereka tunjukkan penjenguk kepada pasien-pasien yang dilalui maupun yang sengaja didatangi memberikan kesejukkan. Namun ada rasa pedih dan kasihan kepada pasien yang sepi dari penjenguk, sementara pasien yang lain berjubel orang menjenguk. Inilah peran saudara dan keluarga untuk senantiasa menemani dan mendatangi saudaranya yang sakit. Jangan biarkan saudara dan temannya menjadi pasien yang merana karena itu akan menambah penderitaan.
Baca juga yang ini :
- SAKITA ANTARA NIKMAT DAN UJIAN
- FENOMENA RUMAH SAKIT
- RAPAT ATAU MUSYAWARAH
- RUMAH IDAMAN
- MEMBANGUN SISTEM

mr. gee
24 Desember 2011 - 08:11:18 WIB
semoga kita menjadi orang-orang yang peduli dengan kesehatan dan orang sakit
24 Desember 2011 - 08:11:18 WIB
semoga kita menjadi orang-orang yang peduli dengan kesehatan dan orang sakit
andhye
21 Desember 2011 - 22:47:38 WIB
allah ada di sisi orang sakit, orang kelaparan dan orang kehausan.
21 Desember 2011 - 22:47:38 WIB
allah ada di sisi orang sakit, orang kelaparan dan orang kehausan.
Beri Komentar