SINGKATAN YANG TAK TERATUR
Saya cukup heran ketika hendak berangkat ke rumah sakit, seorang bapak yang mengantar saya ditanya temannya, "Mau ke mana?" "Mau ke HI?" Jawabnya dengan ringan. Kemudian setelah berlalu, saya iseng bertanya kepada bapak tersebut, "Maaf, bapak tadi ditanya temannya mau ke HI, padahal kita kan mau ke rumah sakit?". Bapak itu tertawa renyah, " O, ya mas, HI itu Harapan Ibu, nama rumah sakit tempat mertua di rawat". Saya jadi malu dan heran dengan penjelasan tersebut dan mudahnya orang membuat singkatan.
Singkatan HI yang saya tahu ada dua yang terkenal yaitu pertama, HI adalah Hotel Indonesia yang terkenal dengan bundaran HI sebagai tempat strategis untuk demonstrasi di Jakarta karena letaknya di jantung ibu kota. Ini sudah terkenal bukan hanya di Jakarta tapi hanya seluruh masyarakat Indonesia sudah memahaminya bahwa ketika disebut HI maka terbayang bundaran Hotel Indonesia.
Kedua HI di dunia akademis yaitu nama salah satu jurusan favorit di perguruan tinggi ternama yang disingkat HI atau Hubungan Internasional. Jurusan ini favorit karena lulusannya biasanya bisa kerja di tempat-tempat yang bonafit dan menjanjikan profit seperti pegawai kedutaan di Negara apa saja atau politikus yang disegani di partai.
Dalam hal ini, penulis sering menemukan banyak singkatan yang sifatnya lokal dan hanya sekedar memudahkan untuk menyebutnya. Padahal ada kaedah yang harus dipertimbangkan seperti kalau yang disingkat 2 sampai 4 kata maka disingkat dengan seluruh huruf depan dari kata tersebut. Contohnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Kemudian ada yang menyingkat dengan suku kata terdepan, contohnya Kepres (Keputusan Presiden), Perda (Peraturan Daerah).
Kaidah baku itu untuk mengatur dan memudahkan semua orang untuk memahaminya. Jika tidak diatur sedemikian rupa maka orang lain atau luar daerah menjadi bingung karena tidak terbiasa mendengar singkatan tersebut. Di kalangan santri juga dikenal sangat kreatif untuk membuat singkatan sekaligus unik, tak terduga dan ada unsur candanya.
Santri sengaja membuat singkatan-singkatan untuk tempat, nama teman atau guru-gurunya, kelompok atau grup, kegiatan ataupun program. Contoh nama tempat, BC sebenarnya sudah dikenal sebagai singkatan Balikpapan Center tapi oleh santri untuk menyebut tempat jualan pak Bagio yaitu BC adalah Bagio Center. Di santri putri ada PiEm, saya pertama mendengar tidak paham sama sekali ketika bertanya dimana lokasi kerjanya, jawabnya, "PiEm ustadz". Ternyata PiEm adalah singkatan dari Pinggir Empang. Blok M singkatan dari Blok Madrasah. Gunung Tembak terkadang ada yang menyebut GT, ada juga yang Gutem.
Kemudian nama kelompok ada singkatan yang janggal dan asal kena saja. Seperti "Anwar" singkatan dari "anak warga" yang diperbaharui dengan "el-harakah" singkatan dari Himpunan Anak Kampus Hidayatullah, ada juga "Calkem" yaitu "Calon kemanten".

 

 




Baca juga yang ini :

- MENJENGUK ORANG SAKIT
- SAKITA ANTARA NIKMAT DAN UJIAN
- FENOMENA RUMAH SAKIT
- RAPAT ATAU MUSYAWARAH
- RUMAH IDAMAN


Komentar

Beri Komentar
Nama :
Website :
    Ex: www.stishidayatullah.ac.id (tanpa http://)
Komentar :
   
    (Masukan 6 digit kode diatas)
   
Cari





Copyright © 2010 by STIS Hidayatullah Balikpapan. Desain by Imran Kali Jaka All Rights Reserved.
e-mail : [email protected] | [email protected]