PENDIDIKAN BERKARAKTER
Hakekat dari tujuan pendidikan adalah mengantar peserta didik menjadi manusia yang sukses dunia akherat. Kreteria sukses di sini tentu bukan sekedar berdimensi materi tapi lahir dan batin. Saat ini, orientasi sebagian pendidikan bergeser untuk tujuan mendapatkan materi, standart sukses adalah banyaknya materi yang didapatkan. Ini adalah pengaruh dari idiologi kapitalisme yang mengantar masyarakat menjadi materialisme.
Kemudian salah satu syarat agar peserta didik bisa sukses dunia akherat maka harus memiliki karakter unggul. Keunggulan karakter dalam Islam adalah mentalitas yang terbangun di atas landasan iman, dihiasi akhlaqul karimah dan bercita-cita memberi manfaat terbaik bagi orang lain. Bukan sekedar pembiasaan tanpa keyakinan dan ilmu.
Pendidikan berkarakter bukan ditentukan oleh fasilitas gedung yang mewah, kurikulum yang menginternasional, spp yang tinggi dan gaji guru yang besar. Itu semua penting tapi bukan segala-galanya dan terkadang menjadi jebakan formalitas menjadikan pendidikan menjadi komoditas bisnis. Sekarang lagi lagi trend sekolah mahal, dengan dalih tuntutan dari orang tua kelas menengah ke atas, biaya pendidikan yang dikalkulasi dengan standart tinggi. Sekolah-sekolah Islam elit juga menjamur dengan SDIT, SMPIT, SMAIT, namun penambahn IT yang menjadi singkatan Islam Terpadu menjadi anekdot, IT artinya Iuran Terus, karena mungkin banyak iuran di sana-sini.
Kisah novel laskar pelangi dan negeri lima menara yang diilhami dari kisah nyata pelaku pendidikan, keduanya jauh dari kemewahan dan fasilitas yang wah. Namun menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Buku novelnya laris manis menjadi best seller dan filmnya juga ramai ditonton masyarakat luas tapi tidak cukup menyadarkan para pelaku pendidikan untuk mengubah pola pikir dalam kuirikulum dan pembelajaran kepada peserta didiknya.
Kunci dari pendidikan berkarakter adalah keteladanan dan totalitas dari guru. Keteladanan adalah pilar pokok dalam transformasi nilai kepada murid. Guru adalah buku berjalan yang harus bisa didengar, dibaca, dilihat dan menjadi figur sentral dari para muridnya untuk menjadi referensi utama untuk berfikir dan berprilaku. Guru yang wajib digugu dan ditiru bukanlah basa-basi tapi itulah hakekat dari kemulian seorang guru
Totalitas seorang guru adalah konskwensi yang harus dipenuhi bagi seorang pendidik untuk menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Artinya guru bukan hanya di kelas, peran di luar kelas yaitu di masjid dan kehidupan di masyarakat keseharian adalah penentu untuk apliaksi ilmu yang diperoleh di kelas. Seringkali pelajaran akhlak di kelas menjadi mentah karena melihat guru tidak berakhlak di luar kelas, ada kontra produktif antara pelajaran yang disampaikan dengan perbuatan yang dilakukan setiap harinya.
Ketekunan dan kesabaran menjadi karakter yang hari ini sangat mahal bagi seorang guru. Ada penyakit yang mengerogoti banyak guru sekarang ini yaitu sertifikasi dan berbagai macam insentif. Sebenarnya tujuan pemerintah adalah baik yaitu memotivasi dan memberi pelayanan terbaik kepada para guru. Namun kebanyakan guru berfikir prakmatis dan tidak sabar untuk menekuni dalam mendampingi siswa tapi lebih tertarik mengikuti pelatihan, seminar demi mendapatkan selembar sertifikat untuk modal sertifikasi. Memeriksa hasil ujian siswa tidak menarik lagi dan tergantikan dengan menyelesaikan porto polio. Pembuatan Prota, prosem, rpp hanya formalitas laporan untuk validasi kepada pengawas sekolah bukan meningkatkan pengajaran di kelas kepada para murid.

 





Baca juga yang ini :

- Pak REKTOR
- pAK pOS
- TIPE MANUSIA
- INI PENGKADERAN BUNG!
- ujian


Komentar
fortuner SUV terbaik
18 September 2012 - 21:36:24 WIB

http://goo.gl/rDkC r : menarik dan patut di simak. salam http://goo.gl/en65 l


Beri Komentar
Nama :
Website :
    Ex: www.stishidayatullah.ac.id (tanpa http://)
Komentar :
   
    (Masukan 6 digit kode diatas)
   
Cari





Copyright © 2010 by STIS Hidayatullah Balikpapan. Desain by Imran Kali Jaka All Rights Reserved.
e-mail : [email protected] | [email protected]