"KEKACAUAN" IBADAH
Ada yang meresahkan dalam menyikapi realita kehidupan yang terkadang tidak sesuai dengan rumus illahi. Contohnya, ada seorang ibu yang dikenal sebagai ahli ibadah shalat malam dan rajin mengikuti taklim tapi semua orang dibuat terkaget karena dia mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Padahal secara ekonomi, keluarga cukup mapan dan tidak ada beban untuk membiayai pendidikan karena anaknya sebagian sudah bekerja.
Kemudian di lain tempat, ada orang penghafal al-Qur'an. Banyak anak-anak yang belajar di rumahnya termasuk anaknya sendiri juga berhasil diantar untuk menjadi penghafal juga. Namun dalam perjalanan hidupnya, dia malah hobby main judi dan dilakukan secara terang-terangan. Sehingga semua orang mencaci dan mengucilkannya. Aneh? Dia menjaga al-Qur'an tapi dia tidak terjaga untuk terhindar dari kemungkaran.
Dua contoh di atas, ada sebagian kecil kasus dan masih banyak kasus-kasus korupsi yang melibatkan orang-orang yang dikenal sholeh. Termasuk kasus heboh korupsi pengadaan al-Qur'an, padahal ini kitab suci dan terkait dengan ibadah.
Dalam hal ini tentu yang salah bukan ibadahnya atau al-Qur'annya. Akibat atau priaku yang dilakukan bertentangan dengan tujuan ibadah sehingga kemungkinan ada kesalahan niat dalam beribadah. Bukan hal yang baru sebenarnya orang rajin shalat malam hanya untuk mendapatkan rezeki banyak, naik pangkat atau mendapatkan jodoh. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah niat tersebut, artinya niat itu seharusnya ditempatkan dalam doa-doa bukan di niat awal beribadah. Sebab ibadah yang tulus ikhlas dengan sendirinya akan meretas masalah-masalah yang melilitnya.
Niat ibadah yang semestinya untuk tujuan akherat atau ridho Allah tapi seringkali orang-orang yang tidak paham, menggunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan duniawinya. Meskipun hasilnya seolah Allah juga memberikan ambisinya tersebut, tapi itu bisa diartinya jebakan dari syetan untuk terus melalaikan niatt ibadah yang tidak benar.
Kasus orang yang pulang pergi haji atau umroh. Banyak salah niat untuk memperbaiki status sosial, pencitraan, pelarisan dagangan dan lain-lain. Tentu dia akan mendapatkan apa yang telah diniatkan tapi sungguh mengalami kerugian akherat.
Inilah yang penulis katakan sebagai kekacauan ibadah. Kacau bukan hanya kepada pelakunya juga kepada masyarakat yang ada di sekitarnya. Kekacauan pada diri tentu dia tidak mendapatkan pahala, ketenangan dan keselamatan dunia akherat, terbukti ada yang sampai dipenjara, dihinakan dan hingga bunuh diri. Kekacauan ini juga akan merendahkan fungsi ibadah yang agung dan mulia.
Kekacauan di masyarakat artinya menimbulkan kebingungan dan pendangkalan pemahaman masyarakat tentang fungsi ibadah. "Ah itu pak haji juga masih doyan korupsi, ahli ibadah juga masih ahli maksiat, ahli al-Qur'an tapi sukamembohongi orang dan lain-lain" Sebuah ungkapan yang kontraproduktif dengan hakekat ibadah.
Oleh sebab itu sebelu beribadah harus menata niat yang tulus sehingga mendapatkan hasil pribadi yang berakhlaq bagus dan beraqidah lurus. Wallahu a'lam bish shawwab
Baca juga yang ini :
- KEKHAWATIRAN ORANG TUA DARI ANAK PEREMPUAN
- PAHAMI ORANG LAIN DAN JANGAN MINTA DIPAHAMI ORANG LAIN
- KEMATIAN SANTRI SENIOR LAGI
- KEBEBASAN
- PENCERAHAN PEMIMPIN
