DILEMATIS PENDIDIKAN ISLAM

Mainstream lembaga Islam tidak jauh dari dunia dakwah dan tarbiyah. Muara kegiatan utama yang dilakukan oleh ormas Islam pada misi untuk bisa berdakwah dan tarbiyah. Segala kegiatan juga diharuskan mengarah kepada keduanya.

Sebenarnya dua mainstream di atas wajar dan harus artinya Islam adalah agama misi untuk menyebarkan risalahnya melalui dakwah dan tarbiyah. Jatuh bangun lembaga dakwah dan pendidikan Islam yang berkembang di bumi nusantara ini dengan berbagai cerita liku-likunya.

Kemudian di mana nilai strategis atau garis diffrensial yang membedakan lembaga Islam yang satu dengan yang lain terutama dalam bidang dakwah dan tarbiyah? Keberadaan lembaga Islam dilahirkan tentu bukan sekedar menambah jumlah ormas Islam dan tidak mengulangi kekurangan dari lembaga Islam yang telah ada tapi harus saling menguatkan.

Dalam perkembangannya, ada pemaknaan yang kurang tepat dari ormas Islam dalam bidang pendidikan. Di antaranya adalah euforia untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat bawah sampai atas di hampir seluruh kota dan desa di nusantara. Seolah ukuran kemajuan lembaga Islam dilihat dari keberhasilannya mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Sehingga laporan yang mendominasi adalah tentang perkembangan pendidikan formal.

Sebenarnya tidak salah untuk semangat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan dan itu sebuah kebaikan. Namun ada dua dilema yang sering terjadi di daerah dan berbuntut kepada kasus-kasus yang tidak sepatutnya terjadi di lembaga Pendidikan Islam. Pertama masalah SDM untuk tenaga pendidik dan pengelola pendidikan yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu.

Memang di satu sisi, tingkat kebutuhan SDM di daerah lebih besar dibandingkan jumlah kader yang dihasilkan oleh lembaga pengkaderan Islam pada setiap tahunnya. Sehingga karena sedikitnya kader yang bisa dikirim dan ditempatkan di daerah, sementara daerah sudah sangat membutuhkan tenaga pendidik akhirnya mereka mengambil jalan dekat dengan rekrutmen tenaga-tenaga lokal yang memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan.

Langkah tersebut sebenarnya juga bukan kesalahan karena ada alasan yang jelas dan harapan untuk sekaligus langkah dakwah merekrut orang. Awalnya tentu tidak bermasalah, namun dalam perkembangannya tenaga-tenaga instan hasil rekrutmen ini menjadi bermasalah karena mereka tidak memahami secara utuh visi, misi dan budaya lembaga Islam tersebut sehingga benturan dengan guru lain, budaya , aturan menjadi tidak ideal untuk sebuah lembaga pendidikan Islam. Kasus asusila, longgarnya hijab dan syari'at, perebutan jabatan dan tuntutan gaji yang senantiasa mengemuka padahal itu semua untuk ruang lingkup lembaga Islam selama ini sangat tabu dan tidak patut terjadi.

Di lain pihak mengandalkan tenaga yang selama ini ada memiliki komitmen keislaman tinggi tapi tidak memiliki kompetensi mengajar yang baik. Sehingga pendidikan Islam tidak maju-maju dan cenderung konvensional manajemen pelaksanaannya. Sehingga dianggap pendidikan kelas dua yang dipandang sebelah mata.

Inilah dilemanya, ada sebuah analogi untuk menggambarkan dilemanya kebutuhan SDM di lembaga pendidikan Islam, " Anda mau memilih pesawat dengan pilot yang memiliki skill bagus tapi suka begadang dan ngantuk atau seorang pilot yang sholeh tapi tidak memiliki pengalaman menjadi pilot yang baik?" Tentu ini bukan pilihan yang ideal.

Satu sisi lembaga pendidikan membutuhkan tenaga pendidik dan pengelola yang profesional tapi pada umumnya tenaga yang profesional tersebut tidak memilki komitmen keislaman yang memadai baik secara akhlaq maupun ibadahnya. Padahal dua sisi ini sangat pokok untuk ukuran keshalehan seseorang. Kemudian sebaliknya ada tenaga pendidik yang shaleh tapi tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk bisa mengajar maupun mengeola pendidikan. Wallahu a'lam bish shawwab




Baca juga yang ini :

- KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
- KESADARAN SHALAT LAIL
- "KAKACAUAN" HASIL IBADAH
- KEKHAWATIRAN ORANG TUA DARI ANAK PEREMPUAN
- PAHAMI ORANG LAIN DAN JANGAN MINTA DIPAHAMI ORANG LAIN


Komentar

Beri Komentar
Nama :
Website :
    Ex: www.stishidayatullah.ac.id (tanpa http://)
Komentar :
   
    (Masukan 6 digit kode diatas)
   
Cari





Copyright © 2010 by STIS Hidayatullah Balikpapan. Desain by Imran Kali Jaka All Rights Reserved.
e-mail : [email protected] | [email protected]