MERETAS MORALITAS MAHASISWA 4
Penulis merasa belum tuntas untuk membahas moralitas mahasiswa. Sebab moral atau akhlaq adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan wujud implementasi dari keimanan seseorang.
Rasulullah diutus ke muka bumi ini dalam rangka untuk menyempurnakan akhlaq manusia saat itu yang memang masyarakat dicengkeram dengan jahiliyah. Ini menunjukkan urgensi dari akhlaq sehingga Rasulullah sampai meyatakan bahwa beliau diutus hanya untuk penyempurnaan akhlaq. Tentu kita sebagai umat Rasulullah juga mendapatkan amanah risalah tentang akhlaq ini karena zaman modern juga tumbuh jahiliyah modern.
Akhlaq cakupan sangat luas. Sebagaimana Rasulullah bersabda dengan hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya."
Sebuah kata kunci yang sangat bisa dipahami bahwa akhlaq itu tumbuh dari keimanan yang sempurna artinya semakin sempurna iman seseorang maka secara otomatis akhlaqnya juga sempurna. Ada keterkaitan yang kuta antara iman dan akhlaq, sehingga kalau ada orang mengaku beriman tapi tidak berakhlaq maka imannya perlu diragukan. Sebaliknya orang yang berakhlaq bisa dikatakan sudah ada keimanan dalam hatinya.
Kemudian Allah dalam Al-Qur'an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24 yang artinya, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki".
Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan.
Dengan hadist dan al-Qur'an di atas maka bisa disimpulkan bahwa tumpuan awal dari akhlaq adalah keimanan yang kuat. Sehingga menumbuhkan, mencerahkan dan mengawal keimanan harus menjadi prioritas utama untuk membentuk moralitas seseorang atau komunitas.
Keimanan yang benar harus melahirkan akhlaq yang benar juga. Sebab keimanan selalu gelisah jika melihat kemungkaran apalagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai akhlaq. Keimanan melahirkan mentalitas selalu terawasi oleh Allah dan termotivasi untuk selalu beramal yang terbaik kepada Allah. Tidak ada motivasi lain dari orang beriman selain mengharap ridho Allah swt dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kemudian untuk bisa mengetahui dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-ya adalah al-Qur'an kuncinya. Karena di sanalah kesempurnaan ajaran Rasulullah. Maka wajar ketika Siti Aisyah ditanya tentang akhlaq Rasulullah maka dengan jelas beliau menjawab akhlaq Rasulullah adalah al-Qur'an.
Sehingga dalam meretas moralitas harus dimulai dari akarnya yaitu keimanan. Menumbuhkan keimanan yang benar dan kuat adalah jalan pertama yang harus dilakukan oleh para pendidik. Sebab dengan keimanan maka akan melahirkan kesadaran untuk senantiasa berbuat yang terbaik bagi dirinya, orang lain, masyarakat dengan orientasi keselamatan dan kebahagiaan dunia akherat.
Keimanan ibarat tanaman yang dia tidak cukup ditanam tapi perlu dipupuk, dipelihara, disirami dan dijaga. Proses tersebut harus dilalui dan dilakukan secara istiqomah. memumuk, memelihara, menyirami dan menjaga keimanan tentu dengan ilmu dan ibadah yang intens. wallahu a'lam bish shawwab
Baca juga yang ini :
- MERETAS MORALITAS 3
- MERETAS MORALITAS (2)
- MEMBANGUN MORAL MAHASISWA
- JATI DIRI MAHASISWA
- MAHASISWA: SELEBRITIS, PRAGMATIS, AKTIFIS
